JEDA 1 #Numb
_________ ___
_________ ___
Kembali ke
masa lalu kepada seorang anak berumuran 4 tahun di tengah ramainya kota
metropolitan. Bermain dengan satu-satunya teman, yang bahkan ia lupa
mengenalnya. Bermain dengan perasaan yang bahkan lupa bagaimana rasanya. Saat
itu dengan sebuah mainan bukan miliknya, di pinggiran selokan hitam
bercampur buangan yang seharusnya tidak seorangpun mampu bertahan. Tangan kirinya
memegang minuman hitam berbungkus
plastik, menengok ke atas, entah apa
yang sedang ingin ia lihat. Memelas mengukirkan diri di wajah kecil tak berdosa karena keadaan dan
ketersediaan, beraktivitas layaknya seorang anak beruntung yang dikelilingi
kehangatan pelindung. Iya, ingatan paling lampau yang masih bisa ia ingat, yang
masih bisa ia ingat. Sebuah perjalanan hidup yang sangat luar biasa. Perjalanan
hidup ia dan keluarganya yang bahkan tidak ada secuil kebahagiaanpun yang bisa diingat saat itu, memang tidak ada atau ada namun hilang terbawa angin,
terdorong himpitan kesusahan dan kelemahan. Bayangannya kabur, saat itu hanyalah
seorang anak yang bahkan hanya bisa menunduk melihat orang lain, kumuh,
kotor bersama adik perempuannya yang
kecil, berjalan bebas di lingkungan yang tidak semestinya.
“Beruntung.. beruntung... ingin sekali rasanya aku seperti anak itu, saat itu. Kenapa aku tidak seberuntung dia, dia, dan dia “ hatinya meronta.
Entahlah, sebuah rasa iri bagi seorang anak yang belum mengerti apa-apa.
“Beruntung.. beruntung... ingin sekali rasanya aku seperti anak itu, saat itu. Kenapa aku tidak seberuntung dia, dia, dan dia “ hatinya meronta.
Entahlah, sebuah rasa iri bagi seorang anak yang belum mengerti apa-apa.
__________to be continued
No comments:
Post a Comment